BALI (SinarHarapan.id) – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra berharap kepada masyarakat, bersih-bersih tak hanya bentuk peringatan semata, melainkan secara aktif membangun serta menumbuhkan budaya bersih di lingkungan sekitar. Hal itu disampaikan saat mengikuti Aksi Bersih Negeri serentak di 34 Provinsi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI di Provinsi Bali yang digelar di Pidada Gate (Mangrove Tracking) Kawasan Tahura Ngurah Rai, Denpasar, Jumat (8/3).
Sekda Dewa Indra menyampaikan apresiasi kepada Kementerian LHK RI atas komitmen menjaga lingkungan di Indonesia khususnya memberikan perhatian bagi Bali. Dewa Indra mengajak masyarakat mengubah mindset, sampah tak sekadar limbah melainkan dapat bernilai ekonomi, sehingga timbul mindset sayang membuang sampah sembarangan.
”Di Bali permasalahan sampah masih terus kami upayakan, baik pembangunan TPST/TPS3R di desa-desa dengan harapan desa bisa mengelola sampah sendiri dan tidak mengotori desa lain. Hal ini masih terus kami genjot, mengingat Bali merupakan jendela pariwisata dunia jadi masalah sampah menjadi isu krusial saat ini sedang terus kami tangani,” ucapnya.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya dalam sambutannya di acara Aksi Bersih Negeri di Kabupaten Karawang, Jawa Barat disaksikan secara daring dari Bali, mendorong penerapan ekonomi sirkular untuk mengatasi sekitar 36,32 persen sampah di Indonesia belum dikelola dengan baik.
“Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) memperlihatkan kinerja pengelolaan sampah nasional tahun 2022 yaitu 63,68 persen, terdiri atas pengurangan 14,26 persen dan penanganan 49,42 persen,” ujar Siti Nurbaya.
Dia menjelaskan sisa 36,32 persen sampah belum terkelola dengan baik, harus ditangani tidak dapat menggunakan pendekatan linear, yaitu membuat, mengonsumsi dan membuang.
”Pola ini harus ditinggalkan dengan prinsip ekonomi sirkular yaitu regenerate sistem alamnya. Desain dalam pengelolaan sampahnya dan kita ambil produk dan materialnya yang bisa dipakai dengan strategi pengurangan, kemudian menggunakan ulang dan sirkulasi,” tambahnya.
Siti Nurbaya mengungkapkan perlu dilakukan pengurangan barang sekali pakai serta mendesain ulang menjadi kemasan memiliki ketahanan. Selain itu, perlu dilakukan pola produksi yang dapat digunakan ulang, didaur ulang, mudah diperbaiki, diisi ulang, serta dikomposkan.
Ia menuturkan langkah itu perlu dilakukan mengingat penggunaan bahan baku sampah plastik dan kertas dalam negeri untuk industri daur ulang masih rendah sekitar 40-50 persen dari kebutuhan industri daur ulang dalam negeri. Karena itu, dia mendorong pemanfaatan bank sampah saat ini jumlahnya mencapai sekitar 16 ribu di seluruh Indonesia untuk meningkatkan penggunaan bahan baku daur ulang dalam negeri. ”Bank sampah bisa menjadi fasilitas menyiapkan sampah daur ulang,” ucapnya.
Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Dr. Ir. Bambang Supriyanto mengatakan kegiatan aksi bersih ini dipusatkan di Karawang. Sedangkan di Bali dipilih kawasan Tahura dengan mengundang 305 peserta berasal dari LHK kabupaten/kota sektor BUMN, swasta serta masyarakat. Diharapkan kegiatan tersebut dapat memberikan gerakan positif kepada masyarakat agar selalu menjaga lingkungan sekitar sehingga permasalahan sampah dapat segera teratasi.