4 October 2024

StockReview.id – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono memastikan bahwa Rumah Pompa Tambakromo di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, akan segera beroperasi kembali untuk memenuhi kebutuhan air bagi sawah tadah hujan yang mengalami kekeringan panjang dalam setahun terakhir.

“Untuk membela rakyat dan petani Pati, kita tidak perlu ragu-ragu untuk memenuhi kebutuhan mereka,” ujar Wamentan dalam keterangan pers di Jakarta pada Sabtu.

Sudaryono baru-baru ini melakukan kunjungan kerja ke Jawa Tengah dan melihat langsung kondisi Rumah Pompa Tambakromo. Operasional rumah pompa ini sangat penting untuk mendukung produksi pertanian padi di Pati, terutama mengingat kekeringan yang melanda hampir seluruh Indonesia.

“Pengelolaan rumah pompa akan dilakukan bersama pimpinan daerah setempat. Kami akan segera menyusun rencana anggaran biaya agar pompa ini bisa berfungsi dan mengairi areal sawah seluas 1.000 hektare,” kata Sudaryono.

Rumah pompa ini dibangun pada tahun 1989 dan mulai beroperasi pada tahun 1992, namun berhenti beroperasi pada tahun 2018 karena tingginya biaya operasional. Sudaryono berharap agar pompa yang sudah ada dapat dimaksimalkan terlebih dahulu. Ia meminta agar dibuatkan rencana anggaran biaya yang sederhana untuk memastikan pompa dapat berfungsi dan mengairi lahan sawah.

“Rumah pompa ini diharapkan menjadi pendukung utama produksi pertanian dan kesejahteraan petani. Program pompanisasi yang dijalankan saat ini terbukti memberikan dampak positif terhadap peningkatan produksi,” tambahnya.

Kementerian Pertanian juga telah membentuk satgas pompa yang melibatkan 1.500 pegawai, termasuk pejabat yang bertanggung jawab atas pengadaan pompa dan perluasan areal tanam. Satgas ini bertugas untuk memastikan bahwa pompa tersedia, sampai di lokasi, dan berfungsi dengan baik untuk meningkatkan indeks pertanaman.

“Satgas ini bertujuan untuk meningkatkan indeks pertanaman dari satu kali dalam setahun menjadi dua kali atau tiga kali, serta memperluas areal tanaman dari 1.000 hektare menjadi 2.000 atau 3.000 hektare,” jelas Sudaryono.

Selain program pompanisasi, Wamentan juga menekankan pentingnya kerja sama antarinstansi untuk mendukung pengairan sawah dan memastikan panen yang cukup untuk rakyat. Ia juga menyebutkan bahwa ketersediaan pupuk dan bibit sudah memadai, dan fokus sekarang adalah memanfaatkan lahan secara optimal dan meningkatkan indeks pertanaman.

“Kami harapkan dengan upaya ini, panen akan mencukupi kebutuhan rakyat tanpa perlu impor, sehingga produksi pertanian kita bisa meningkat secara signifikan,” tutupnya.