8 September 2024

SinarHarapan.id-Memasuki tahun politik, pemilu 2024 diperlukan pelbagai kerjasama dan kesepahaman agar tujuan pelaksanaan pemilu dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Pemahaman akan politik menjadi penting dan bisa mengurai ketegangan pihak yang berseberangan.

Pemanfaatan teknologi dalam penyebaran informasi serta gelaran diskusi bisa menjadi pendekatan pola pemikiran banyak pihak guna menciptakan suasana politik yang nyaman.

Membangun toleransi terhadap sudut pandang yang berbeda dan mencegah polarisasi yang merugikan adalah langkah krusial untuk menjaga keutuhan sosial.

Media massa memegang peran penting dalam membentuk persepsi publik dan sikap terhadap politik. Oleh karena itu, pemahaman tentang dampak media massa terhadap etika berpolitik dan pembangunan toleransi menjadi sangat penting.

Diskusi akan mendalamkan pemahaman tentang bagaimana pendidikan politik yang baik dapat membentuk pemahaman yang lebih mendalam tentang demokrasi, kebebasan berpendapat, dan pentingnya menghormati perbedaan dalam masyarakat.

Diskusi ini diharapkan dapat memberikan platform untuk refleksi kolektif tentang bagaimana etika berpolitik dan toleransi dapat memperkukuh dasar demokrasi kita.

Melalui pertukaran pandangan dan ide, diharapkan diskusi ini dapat memberikan pandangan baru dan strategi konkret untuk membangun budaya politik yang etis, inklusif, dan toleran di tengah dinamika perpolitikan yang terus berkembang. Dengan begitu, masyarakat dapat terus berpartisipasi dalam proses politik dengan integritas dan rasa saling menghormati.

DR. Ir. HA Helmy Faishal Zaini (Anggota Komisi I DPR RI) selaku narasumber mengatakan, pilihan politik boleh berbeda, tapi kita harus tetap membangun persaudaraan kita, janganlah kita terpecah belah. Norma-norma etika ini banyak sekali variannya. Misalnya jika terjadi yang disebut dengan politik uang apakah itu bagian dari etika juga?.

Kita harus memilih pemimpin yang paling tidak memiliki jejak rekam yang selama ini bisa dilihat memiliki moral politik untuk bisa kita titipkan sehingga keberlangsungan dari sebuah pemerintahan atau siklus politik ini bisa memberikan maslahat, ujarnya lagi.

Sementara menurut Prof. Dr. Henri Subiakto, MA (Guru Besar Komunikasi UNAIR Surabaya) mengatakan, pentingnya menjaga moral dalam proses demokrasi ini memang bagian dari menjaga keadilan dan juga menjaga penghormatan kepada masyarakat. Era sekarang adalah era media sosial dimana saluran-saluran kritik, artikulasi kekritisan dan kepentingan itu bisa dilakukan di media sosial.

Menyelamatkan suara adalah menyelamatkan negara, karena kadang-kadang suara inilah yang kemudian mencoba untuk dimanipulasi, timpal
Agus Dedi Putrawan, M.S.I (Dosen Pemikiran Politik Islam).

Konsekuensi terhadap pemilu demokrasi itu adalah ketika ada pilihan-pilihan. Kalau ada pilihan-pilihan, maka ada pembelahan, fragmentasi ataupun polarisasi yang terjadi di masyarakat.