8 October 2024

Foto: Ilustrasi.

SinarHarapan.id – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan bahwa saat ini terdapat tiga kerja sama di bidang teknologi yang sedang dijalankan untuk mengoptimalkan produksi minyak dan gas (migas) di Indonesia.

Langkah ini diambil sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam sektor migas, yang merupakan sumber daya vital bagi perekonomian negara.

Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas, Ariana Soemanto, menjelaskan bahwa tiga kerja sama tersebut meliputi Enhanced Oil Recovery (EOR) Pertamina di Blok Rokan, khususnya pada lapangan Minas, kolaborasi dengan Petrochina di Blok Rokan, dan kerja sama dengan Sinopec di lima lapangan potensial yang dikelola oleh Pertamina.

Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi migas secara signifikan dalam waktu dekat.

Ariana menambahkan bahwa untuk tahap awal, EOR Pertamina di Minas area-A ditargetkan mulai melakukan injeksi chemical pada tahun depan.

Sementara itu, produksi penuh di Minas area-B hingga area-E direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun 2030. Hal ini menunjukkan komitmen Pertamina dalam memaksimalkan potensi yang ada dengan teknologi terbaru.

Selain itu, dalam kolaborasi di lima lapangan potensial seperti Rantau, Jirak, Tanjung, Pamusian, dan Zulu, tim teknis dari ESDM dan Pertamina telah melakukan evaluasi teknologi ke China bulan lalu.

Pembukaan data migas oleh Pertamina ke Sinopec juga didukung oleh ESDM dan SKK Migas, yang saat ini sedang menjajaki insentif untuk penerapan EOR agar lebih atraktif.

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan tiga strategi untuk mengurangi porsi belanja impor migas nasional. Strategi tersebut mencakup optimalisasi produksi minyak bumi dengan teknologi, reaktivasi sumur-sumur yang menganggur, dan melakukan eksplorasi migas, terutama di wilayah Indonesia Timur.(rht)