BALI (SinarHarapan.id) – Gesekan yang terjadi antara pemuda Banjar Pegesangan dan Banjar Peteluan, Desa Temesi, Gianyar berakhir damai. Gesekan terjadi karena kesalahpahaman saat pengarakan ogoh-ogoh pada Pengerupukan Minggu (10/3) di Simpang Tiga Banjar Peteluan Desa Temesi, Gianyar.
Kronologis kejadian diawali pada Minggu (10/3) sekitar pukul 19.00 Wita warga dan pemuda Banjar Pegesangan mengarak ogoh-ogoh di wilayah Banjar Pegesangan dan menuju Simpang Tiga Banjar Peteluan. Namun sesampainya di Simpang Tiga Banjar Peteluan tiba-tiba lampu penerangan di lokasi tersebut dipadamkan oleh orang yang tidak dikenal.
Namun atraksi ogoh-ogoh di lokasi tersebut tetap dilaksanakan. Usai pengarakan warga Banjar Pegesangan meninggalkan Simpang Tiga Banjar Peteluan namun sesaat kemudian lampu penerangan kembali hidup sehingga menimbulkan ketersinggungan dari pemuda Banjar Pegesangan. Dengan adanya ketersinggungan tersebut diduga adanya saling sindir dan tantang di media sosial. Pada Senin (11/3) sekitar pukul 18.00 Wita beberapa kelompok pemuda dari Banjar Pegesangan berjalan kaki menuju Simpang Tiga Banjar Peteluan dan bertemu dengan pemuda dari Banjar Peteluan sehingga terjadi kesalahpahaman yang diduga saling tantang dan terjadi saling dorong namun situasi dapat diredam oleh Pecalang Desa Temesi.
Terkait permasalahan tersebut telah dilaksanakan rapat mediasi bertempat di Balai Banjar Temesi Desa Temesi Kecamatan Gianyar pada Selasa (12/3), yang dihadiri Perbekel Temesi Ketut Branayoga, S.E., Tokoh Masyarakat Temesi I Made Budastra, Bendesa Adat Temesi Gusti Made Mastra beserta Prajuru Adat Temesi, Bhabinkamtibmas Temesi Aiptu Ngakan Anta Kumara, Babinsa Temesi I Wayan suardika, Ketua Pecalang Desa Temesi Nyoman Sujana beserta anggota, Perwakilan pemuda dari Banjar Pegesangan, Banjar Temesi dan Banjar Peteluan.
Dalam mediasi, Bendesa Adat Temesi Gusti Made Mastra berharap permasalahan ini bisa selesaikan dengan dibuatkan kesepakatan damai. Masyarakat Desa Adat Temesi diminta sama-sama menjaga keamanan Desa Temesi dan juga ketiga Kelian Banjar Adat berharap permasalahan ini bisa diselesaikan dengan damai.
Selanjutnya dilaksanakan mediasi dengan hasil kedua belah pihak yakni Banjar Pegesangan dan Banjar Peteluan sepakat menyelesaikan permasalahan tersebut secara damai dengan menandatangani surat penyataan damai antara kedua belah pihak. Untuk pelaksanaan pengerupukan yang akan datang teknis pengarakan ogoh-ogoh akan dilaksanakan rapat mediasi terlebih dulu dan akan diatur durasi dan teknisnya agar bisa meminimalisir gesekan yang mungkin terjadi.