5 October 2024

Anggota DPRD Provinsi Bali, AA Gede Agung Suyoga, saat menggelar gerakan Bersyukur Bersama Alam yang melibatkan ratusan relawan di Pantai Mertasari, Minggu (8/9).

BALI (SinarHarapan.id) – Persoalan sampah, khususnya sampah plastik masih menjadi dilema di masyarakat. Hingga kini, persoalan tersebut belum terpecahkan, meski telah pemerintah telah mengeluarkan aturan terkait pemakaian plastik sekali pakai.

Anggota DPRD Provinsi Bali, AA Gede Agung Suyoga, saat menggelar gerakan bertema Bersyukur Bersama Alam di Pantai Mertasari, Sanur, Denpasar Minggu (8/9) menyatakan, pemerintah telah mengeluarkan program pengurangan sampah plastik sekali pakai beberapa tahun lalu.

“Yang ingin kita lakukan dari gerakan-gerakan ini, adalah membawa mindset baru di masyarakat. Yang ingin kita tuju adalah kita bisa punya mindset mampu mengolah sampah dari rumah. Karena itu akan meringankan tugas di hilir seperti TPST atau TPA,” ungkap AA Gede Agung Suyoga.

Dengan adanya gerakan yang melibatkan ratusan relawan seperti dari Malu Dong, Sanur Local Boys, kelompok sungai bahari, dan kelompok penangkar penyu, ia berharap bisa terbangun mindset di masyarakat bahwa persoalan sampah tidak bisa diselesaikan dalam satu generasi, tapi terus digencarkan bertahun-tahun sehingga semua memiliki pemahaman yang sama.

Di sisi lain, founder Malu Dong, Komang Sudiarta menilai konsep gerakan yang digagas AA Gede Agung Suyoga sama dengan komunitas yang dipimpinnya. Ia mengaku terus akan mengedukasi masyarakat sekitar pantai maupun pengunjung, bahwa persoalan sampah bukan hanya tanggung jawab pengelola melainkan kita semua.

“Dari yang kita dapatkan dalam bersih-bersih pantai banyak berupa kemasan dari hasil pedagang di pantai ini. Kita perlu edukasi mereka dan kalau bisa ada aturan tegas di mana mereka bisa berjualan. Saya lihat mereka berjualan di mana-mana sehingga sampahnya juga di mana-mana,” ujar Sudiarta.

Nantinya sampah yang terkumpul dalam kegiatan ini akan dibawa ke TPS3R milik komunitas Malu Dong.

“Kami telah memiliki tempat pemrosesan sampah residu sendiri, sehingga kami tidak.menyumbang sampah ke TPA,” tandas pria yang akrab dipanggil om Bemo.

Setelah bersih-bersih sampah plastik, kegiatan dilanjutkan dengan edukasi terkait terumbu karang oleh komunitas Sungai Bahari. Gerakan Bersyukur Bersama Alam ini diakhiri dengan pelepasan ratusan tukik yang melibatkan anak-anak di sekitar pantai Mertasari.

Ratusan tukik ini berasal dari tempat penangkaran penyu di sekitar daerah tersebut.