BALI (SinarHarapan.id) – Perpaduan dinamis aksi aktris AS dan lokal Indonesia tersaji apik dalam film Murder Below Deck. Para pemeran seperti Harley Alexander, Alex Trumble, Nadine Alexandra, Quisha Saunders, Oliver Pras, Joseph J. U. Taylor, Taylor Davey, dan Caroline Zachrie menunjukkan totalitas kemampuannya dalam film ini.
Menurut sutradara Brian L Tan, kolaborasi ini menghadirkan perpaduan dinamis antara bakat internasional dan lokal Indonesia, mencerminkan keragaman pertemuan Timur dan Barat yang menjadi ciri khas Bali yang dikenal dan dicintai dunia.
Drama thriller yang sepenuhnya mengambil lokasi syuting di Bali ini menjadi proyek pertama bagi sutradara Brian L Tan yang mengeksplor keindahan Bali dalam sebuah film yang berdurasi 90 menit. Untuk membuat penonton penasaran, ia mengaku menyisakan misteri dalam film yang mengisahkan seorang wanita berhenti dari pekerjaannya di perusahaan untuk bekerja di kapal pesiar mewah sepanjang 50 meter di Bali bersama sahabatnya.
“Dalam film ini, kami menghadirkan beberapa genre, ada aksi, ada drama romantis dan ada pembunuhan yang terjadi di lautan,” ungkap Brian L Tan saat pemutaran perdana di Balism, Mengwi, Badung, Jumat (13/9).
Ia mengaku sangat senang, karena ini adalah film panjang pertamanya. Sebelumnya ia telah berpengalaman membuat film-film pendek seperti Anomaly yang juga mengambil lokasi syuting di Bali.
“Soal penonton, saya tak menargetnya, banyak yang menonton saya sudah senang,” ujar pria yang sudah lama menetap di Bali ini.
“Syuting di Bali memungkinkan kami menangkap keaslian dan kehidupan yang tidak bisa direplikasi di tempat lain. Sebagai seseorang yang tinggal di sini, saya sangat bangga menampilkan keindahan alam Bali dan bakat lokal yang luar biasa ke seluruh dunia,” tambahnya.
Film produksi bersama Moonkey Group dan perusahaan produksi yang berbasis di Los Angeles, Goodform LA, sebelum diakuisisi untuk streaming oleh platform TV dan online Amerika, Lifetime yang pengambilan lokasi sepenuhnya di Bali, Indonesia ini menghadirkan penuh ketegangan.
“Kami mencetak sejarah dengan bekerja sama dengan perusahaan Amerika seperti Goodform dan melakukan syuting 100% di sini,” ungkap produser Geoffrey Kott dari perusahaan produksi berbasis di Bali, Moonkey Group.
Ia mengaku bangga, Bali mampu memproduksi film panjang, bukan hanya muncul sekilas seperti di Eat, Pray, Love, atau The Creator.
Film ini adalah thriller yang terinspirasi dari Murder On the Orient Express, namun berlatar belakang keindahan pantai Bali yang menakjubkan. Menurutnya, Murder Below Deck menandai sejarah penting dalam sinema Indonesia sebagai film fitur Amerika/Hollywood pertama yang sepenuhnya diambil di Bali, menampilkan tidak hanya pantai ikonis dan keindahan alam pulau ini, tetapi juga kekayaan budaya tersembunyi yang dimilikinya.
Aktris Indonesia, mantan Miss Indonesia Universe 2011, Nadine Alexandra, mengaku sangat terkesan dalam film ini. “Ini adalah pengalaman yang sangat berkesan dan saya berharap menjadi awal dari banyak produksi bersama antara Bali dan Hollywood,” kata Nadine Alexandra, yang telah menjalani karier panjang di dunia perfilman Indonesia.
Film ini juga menampilkan kapal pesiar baru, Song of Songs, yang debut pertama kali di layar sebagai kapal pesiar fiberglass terbesar kedua di dunia yang pernah dibuat. Setelah penayangan perdana, Murder Below Deck akan tayang di platform Lifetime di Amerika Serikat bulan ini dan kemudian di berbagai layanan streaming lainnya.