BALI (SinarHarapan.id) – Inflasi di Kota Denpasar pada September 2024 tercatat sebesar 2,99 persen year on year (yoy) dengan indeks konsumen (IHK) sebesar 107,64. Beberapa komoditi yang mempengaruhi inflasi bulanan yakni kenaikan canang sari, sewa rumah, daging babi, tongkol yang diawetkan hingga rujak.
Kabag Perekonomian Setda Kota Denpasar, I Wayan Putra Sarjana, Senin (7/10) mengatakan, inflasi Denpasar berada pada rentang moderat 2 persen hingga 3 persen dianggap mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan tanpa menyebabkan dampak negatif yang signifikan terhadap daya beli dan stabilitas ekonomi.
Kenaikan harga canang sari dan daging babi ini kata dia, dipengaruhi Hari Raya Galungan yang terjadi pada akhir September. Harga daging babi sendiri menyentuh Rp90.000 per kilogram dari Rp70.000 per kilogram. Sementara untuk harga canang sari harga mencapai Rp35.000 per 25 pcs dari biasanya Rp15.000 per 25 pcs. “Ini karena permintaan banyak di moment tersebut,” terangnya
Sementara untuk rujak yang turut menyumbang inflasi, kata dia, karena ada komoditi lain yang mengalami penurunan. “Karena ada komoditi yang turun, muncul rujak sebagai penyumbang inflasi. Tapi secara umum inflasi karena dibandingkan dengan tahun lalu,” terangnya.
Beberapa komoditi yang diwaspadai penyumbang inflasi pada Oktober ini kata dia, angkutan umum, cabai rawit, bensin, beras dan pisang. Demikian penurunan BBM, panen cabai rawit dan cabai merah serta deflasi pada produk-produk di bulan September diharapkan berdampak pada lebih terkendalinya inflasi pada Oktober ini. Komoditi penyumbang deflasi pada September dikatakannya, cabai rawit, daging ayam ras, cabai merah, tomat, mangga, wafer, jagung manis, terong, wortel, kol putih dan telur ayam ras.