SinarHarapan.id – Atlet dayung Indonesia, La Memo, menunjukkan perjuangan gigihnya di Olimpiade Paris 2024. La Memo berhasil menempati peringkat 27 dalam nomor single sculls putra setelah finis di urutan ketiga dalam final E, yang menentukan peringkat ke-25 hingga ke-30.
Pada hari Jumat, La Memo berkompetisi di arena Nautical St – Flat water di Paris, Prancis. Dalam perlombaan tersebut, La Memo mencatat waktu 7 menit 2,23 detik, yang menempatkannya di posisi ketiga dalam final E. Meskipun sempat tertinggal di awal start, atlet asal Pulau Osi, Maluku ini berhasil menyalip beberapa pesaingnya dan mempertahankan posisinya di urutan ketiga hingga mencapai garis finis.
Dalam final E, La Memo bersaing dengan lima atlet dayung lainnya. Vladislav Yakovlev dari Kazakhstan keluar sebagai pemenang dengan waktu 6 menit 59,43 detik, diikuti oleh Mohamed Taieb dari Tunisia yang finis kedua dengan waktu 7 menit 00,31 detik. Pesaing lainnya termasuk Dara Alizadeh dari Bermuda, Stephen Cox dari Zimbabwe, dan Premanut Wattananusith dari Thailand, yang masing-masing finis setelah La Memo.
Pelatih dayung La Memo, Okhan Adris, mengungkapkan bahwa hasil yang dicapai Memo sesuai dengan prediksi yang telah dibuat berdasarkan performa di semifinal E/F 1 pada Senin (29/7). “Pengharapan kami tentunya bisa di 26-27 tapi tidak menutup kemungkinan ada di peringkat 25 atau posisi 1 di final E,” kata Okhan kepada ANTARA melalui pesan instan. Prediksi ini mencerminkan penilaian realistis terhadap kemampuan dan performa La Memo di tengah persaingan yang ketat.
Memo kehilangan peluang untuk meraih medali setelah tidak tampil maksimal dalam dua babak awal, yakni babak penyisihan dan babak repechage atau babak ulangan. Pada babak penyisihan, Memo finis di urutan kelima dengan catatan waktu 7 menit 19,33 detik, sehingga tidak berhasil mengamankan tempat di perempat final. Kesempatan kedua datang di babak repechage, namun Memo kembali gagal meraih tiket ke perempat final setelah finis di urutan ketiga dengan waktu 7 menit 19,60 detik, hanya terpaut 0,27 detik lebih lambat dari hasil pada babak penyisihan.
Perjalanan Memo di Olimpiade
Olimpiade Paris 2024 merupakan kali kedua bagi Memo untuk mengikuti ajang multicabang dunia ini, setelah sebelumnya terhenti pada babak perempat final Olimpiade Rio 2016. Pengalaman di Rio memberikan pelajaran berharga bagi Memo dan timnya, sehingga persiapan menuju Paris dilakukan dengan lebih matang.
Memo berhasil lolos ke Olimpiade Paris setelah meraih posisi kedua dalam World Rowing Asian & Oceanian Olympic and Paralympic Qualification Regatta di Chungju, Korea Selatan, pada bulan April. Keberhasilan ini menunjukkan tekad dan dedikasi Memo dalam mengasah kemampuannya dan meraih prestasi di level internasional.
Selama persiapan menuju Olimpiade Paris, Memo menjalani latihan intensif dengan fokus pada peningkatan kekuatan, daya tahan, dan teknik dayungnya. Pelatih Okhan Adris menyusun program latihan yang dirancang khusus untuk meningkatkan performa Memo di berbagai kondisi cuaca dan medan lomba.
“Latihan kami melibatkan simulasi perlombaan dengan berbagai skenario, sehingga Memo dapat beradaptasi dengan cepat di lapangan. Kami juga melakukan evaluasi rutin untuk memastikan setiap aspek performa dapat ditingkatkan,” jelas Okhan.
Selain latihan fisik, dukungan mental juga menjadi bagian penting dari persiapan Memo. Tim pelatih bekerja sama dengan psikolog olahraga untuk membantu Memo mengatasi tekanan dan menjaga fokus selama perlombaan. “Mental yang kuat adalah kunci untuk tampil maksimal di panggung besar seperti Olimpiade,” tambah Okhan.
Dukungan dari keluarga, teman, dan masyarakat Indonesia juga menjadi sumber motivasi bagi Memo. Banyak yang berharap dan berdoa agar Memo dapat meraih hasil terbaik di Olimpiade Paris. Semangat dan dukungan dari tanah air memberikan dorongan ekstra bagi Memo untuk terus berjuang dan memberikan yang terbaik.
Peningkatan dan Masa Depan
Meskipun tidak berhasil meraih medali di Paris, perjalanan Memo di Olimpiade ini memberikan banyak pelajaran berharga. Setiap pengalaman di lapangan internasional merupakan kesempatan untuk belajar dan berkembang. Memo dan timnya akan terus menganalisis hasil perlombaan dan mencari cara untuk meningkatkan performa di masa depan.
“Setiap perlombaan adalah pelajaran. Kami akan terus berlatih dan memperbaiki kekurangan. Target kami adalah untuk kembali berkompetisi di Olimpiade berikutnya dengan hasil yang lebih baik,” kata Memo dengan semangat.
Prestasi dan perjuangan La Memo di Olimpiade Paris menjadi inspirasi bagi banyak atlet muda di Indonesia. Memo membuktikan bahwa dengan kerja keras, dedikasi, dan dukungan yang tepat, atlet Indonesia dapat bersaing di level internasional. Kisah Memo memberikan harapan dan motivasi bagi generasi muda untuk mengejar impian mereka di dunia olahraga.
La Memo, dengan tekad dan semangatnya, terus menjadi simbol perjuangan dan kebanggaan bagi Indonesia di kancah internasional. Perjalanannya di Olimpiade Paris 2024 adalah bukti nyata bahwa dengan determinasi yang kuat, tidak ada hal yang tidak mungkin untuk dicapai.