StockReview.id – PT PLN (Persero) berhasil memberikan kontribusi signifikan dalam membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) budidaya tambak udang vaname di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, dengan menurunkan biaya operasional hingga Rp15,8 juta per bulan. Keberhasilan ini dicapai melalui penyediaan listrik dengan daya 33 kilo Volt Ampere (kVA) yang bersumber dari energi hijau.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Budiono, menjelaskan pada keterangan yang diberikan di Makassar, Minggu, bahwa PLN mendukung sektor agrikultur dengan menyediakan listrik yang andal dan mudah diakses melalui program electrifying agriculture (EA).
“Program EA adalah bentuk komitmen PLN untuk mendorong modernisasi di sektor pertanian, dengan tujuan meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional para pelaku usaha di sektor agrikultur,” ujar Budiono.
Program EA merupakan inovasi PLN yang bertujuan untuk mengajak para pelaku usaha di sektor agrikultur beralih menggunakan alat-alat dan mesin produksi berbasis listrik. Langkah ini diharapkan dapat membuat proses produksi lebih maju, efisien, dan ramah lingkungan. Penggunaan teknologi agrikultur berbasis listrik dinilai mampu meningkatkan produktivitas serta pendapatan pelaku usaha agrikultur dibandingkan penggunaan genset atau diesel.
Selain itu, melalui program ini, PLN juga berupaya menciptakan Creating Shared Value (CSV) bagi masyarakat dan lingkungan sekitar melalui berbagai inovasi teknologi kelistrikan. “Kami juga menyediakan layanan kelistrikan berbasis energi hijau, yaitu Renewable Energy Certificate (REC). Pelanggan tambak udang juga berkontribusi dalam penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan transaksi 40 unit REC atau setara 40 Mega Watthour (MWh),” jelas Budiono.
Hingga Juli 2024, PLN mencatat jumlah pelanggan Program EA di Sulselrabar telah mencapai 3.350 pelanggan dengan total daya tersambung sebesar 188.685 kVA. “Program EA juga menjadi bagian dari langkah strategis perseroan dalam upaya mendorong perekonomian melalui sektor ketenagalistrikan,” tambah Budiono.
Sardi, pemilik tambak udang vaname seluas dua hektare di Desa Laikang, Kabupaten Takalar, menyebutkan bahwa Program EA PLN mampu meningkatkan hasil budidaya udangnya sekaligus menurunkan biaya operasional usaha tambaknya hingga 28 persen setiap bulannya. Sebelum menggunakan listrik PLN, ia pernah mengalami gagal panen dua kali akibat tegangan yang kurang stabil saat menggunakan genset.
“Selain menghemat biaya operasional, kehadiran listrik juga mengoptimalkan semua peralatan listrik yang ada, seperti kincir dan penerangan malam hari untuk menjaga kualitas udang,” kata Sardi. Sebelum beralih ke listrik PLN, tambak udangnya menghabiskan sekitar 3 ribu liter solar dengan estimasi biaya sekitar Rp55 juta lebih per bulan. Setelah menggunakan listrik PLN, biaya operasional bulanan turun menjadi sekitar Rp39,5 juta.
Banyak petambak udang di Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, kini telah beralih ke listrik PLN. “Saat ini layanan PLN semakin baik, begitu ada tantangan langsung direspon dengan cepat. Selain itu, PLN juga memfasilitasi penjualan sertifikat Energi Baru Terbarukan yang tentunya dapat menambah nilai jual kami,” tutup Sardi.