18 October 2024

StockReview.id – Penambang Bitcoin (BTC) menghadapi tantangan besar pada bulan September 2024, dengan pendapatan mereka mencatatkan penurunan terendah tahun ini. Hal ini terjadi meskipun harga Bitcoin mengalami pemulihan, dan peningkatan signifikan dalam hash rate jaringan berkontribusi pada situasi ini.

Menurut laporan dari The Block, hash rate jaringan Bitcoin meningkat 2 persen dari bulan Agustus, mencapai 643 EH/s. Kenaikan ini telah menyebabkan kesulitan jaringan meningkat, membuat produksi Bitcoin menjadi lebih lambat dan mengakibatkan pendapatan rata-rata penambang per exahash turun hingga 6 persen. Rata-rata pendapatan kini hanya mencapai US$42.100 per EH/s, memaksa penambang untuk mencari cara meningkatkan efisiensi operasional mereka.

Meskipun situasi ini, beberapa perusahaan penambang besar berupaya mengatasi tantangan. Iris Energy, misalnya, berhasil meningkatkan kapasitas produksi dengan menambah hash rate operasional mereka menjadi 21 EH/s, yang menyebabkan peningkatan produksi Bitcoin dari 245 BTC pada Agustus menjadi 347 BTC pada September.

Namun, tidak semua penambang berhasil mengikuti jejak tersebut. Bitfarms, meskipun telah meningkatkan efisiensi penggunaan energi sebesar 16 persen, mengalami penurunan produksi Bitcoin dari 233 BTC menjadi 217 BTC dalam periode yang sama.

Penurunan pendapatan penambang semakin diperparah oleh perlambatan aktivitas on-chain. Transaksi harian di jaringan Bitcoin menunjukkan fluktuasi yang signifikan, dengan jumlah dompet aktif yang terkadang mencapai hampir 800 ribu, namun kembali menurun ke level rendah mirip dengan kondisi pasar bearish pada 2022.

Kebanyakan pengguna Bitcoin kini lebih memilih menggunakan stablecoin untuk transaksi sehari-hari, menjadikan Bitcoin sebagai aset jangka panjang atau sebagai collateral. Perubahan perilaku ini berkontribusi pada penurunan biaya transaksi, yang berdampak pada pendapatan penambang.

Walaupun menghadapi tantangan berat, beberapa perusahaan penambang tetap optimis. Hut 8, misalnya, terus meningkatkan kapasitasnya dan berhasil menaikkan hash rate dari 18,5 EH/s pada Agustus menjadi 19,5 EH/s pada September, meskipun produksi Bitcoin mereka sedikit turun dari 87 BTC menjadi 85 BTC.

CleanSpark (NASDAQ: CLSK) juga melaporkan pertumbuhan signifikan dengan peningkatan kapasitas operasional sebesar 187 persen dalam setahun terakhir. Ekspansi pusat data mereka di beberapa negara bagian di AS menunjukkan bahwa meskipun banyak tantangan yang dihadapi, penambang besar tetap berinvestasi dalam infrastruktur untuk mempersiapkan kondisi pasar yang lebih menguntungkan di masa depan.

Meskipun pendapatan penambang Bitcoin mengalami penurunan akibat peningkatan hash rate dan kesulitan jaringan, sejumlah perusahaan terus berupaya beradaptasi dan berinovasi. Dengan investasi yang berkelanjutan dalam infrastruktur dan strategi peningkatan efisiensi, masa depan penambangan Bitcoin mungkin tetap menjanjikan, meskipun saat ini berada dalam fase yang menantang. (rht)