BALI (SinarHarapan.id) – Pariwisata sudah menjadi tumpuan perekonomian masyarakat Bali selama ini. Namun dalam pengembangannya, pariwisata diharuskan tak hanya menguntungkan secara ekonomi namun juga mampu menjaga kelestarian lingkungan serta budaya dan tradisi, sehingga Pariwisata Bali bisa berkelanjutan.
Menurut Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Asita) Bali I Putu Winastra saat Rakerda III Asita 2025, di Nusa Dua, Kamis (27/2), sebagai pemain utama dalam sektor pariwisata, anggota Asita selayaknya menjadi pelaku usaha yang bertanggung jawab.
“Menyadari bahwa human touch, storytelling dan genuine experience from local community tidak bisa digantikan oleh teknologi atau mesin. Oleh karena itu, Asita menjadi bagian dari solusi pengembangan pariwisata berkelanjutan,” katanya.
Bukan hanya kepentingan bisnis pribadi atau organisasi, hal ini juga untuk kelangsungan dan keberlanjutan pariwisata budaya Bali. Disisi lain ia mengatakan, saat ini Bali menjadi soroton internasional, dari sisi sampah hingga kemacetan. Namun hal tersebut kata dia akan menjadi pemicu bagi pariwisata di Bali untuk berbenah.
“Pariwisata sebagai sektor vital perekonomian Bali, mari untuk bekerjasama dengan semua pihak mengubah persepsi negatif. Kita punya tantangan mengembangkan pariwisata yang tidak hanya menguntungkan ekonomi tapi juga menjaga kelestarian budaya, tradisi dan orang Bali itu sendiri,” ucap Winastra.
Menurutnya, Bali memiliki peluang besar mengembangkan pariwisata berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempromosikan budaya Bali. Dalam hal ini menurutnya di Bali perlu mengembangkan infrastruktur yang mendukung pariwisata berkelanjutan dan ramah lingkungan.
