SinarHarapan.id – Belakangan ini, muncul istilah baru dalam dunia pariwisata di Eropa, yaitu “coolcation.” Istilah ini merujuk pada tren di mana masyarakat Eropa mulai berlibur ke destinasi dengan suhu udara yang lebih sejuk, berlawanan dengan kebiasaan sebelumnya yang lebih memilih liburan ke tempat yang hangat.
Menurut badan promosi pariwisata Visit Swedia, kampanye untuk coolcation telah diluncurkan, menandakan bahwa tren “mengejar matahari” kini mulai ditinggalkan. Begitu pula dengan Visit Norway yang mendorong wisatawan untuk menjauhi cuaca panas dan mengunjungi Eropa Utara untuk menikmati liburan musim panas yang lebih menyegarkan.
Perubahan iklim yang menyebabkan peningkatan suhu di berbagai negara Eropa menjadi salah satu faktor utama munculnya tren ini. Banyak warga Eropa, yang sebelumnya lebih suka berlibur ke negara-negara dengan iklim hangat seperti Italia, Spanyol, dan Yunani, kini beralih ke negara-negara di Eropa Utara seperti Denmark, Finlandia, dan Swedia.
Sebuah studi oleh Komisi Eropa menunjukkan bahwa perubahan suhu dapat mempengaruhi pola pariwisata hingga tahun 2100. Data menunjukkan bahwa meskipun sekitar 65 juta orang Jerman bepergian tahun lalu, hanya 3,6 juta yang memilih destinasi di utara Eropa. Sebagian besar wisatawan Jerman masih memilih tujuan hangat seperti Spanyol, Italia, dan Turki.
Meskipun ada tanda-tanda pergeseran, para ahli menyatakan bahwa belum ada bukti kuat yang menunjukkan perubahan perilaku perjalanan secara signifikan di kalangan wisatawan Eropa. Coolcation, sebagai istilah baru, mencerminkan potensi untuk perubahan di masa mendatang, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan dampak perubahan iklim pada kebiasaan berlibur. (rht)