GianyarHeadlineNetwork

Tinjau Layanan MPP Gianyar, Mahendra Jaya Lihat Langsung Proses Perizinan

×

Tinjau Layanan MPP Gianyar, Mahendra Jaya Lihat Langsung Proses Perizinan

Sebarkan artikel ini
Pj Gubernur Bali melakukan peninjauan layanan MPP Kabupaten Gianyar, Selasa (21/1).

BALI (SinarHarapan.id) – Penjabat (Pj) Gubernur Bali, Irjen (Purn) Sang Made Mahendra Jaya melakukan peninjauan penyelenggaraan Mal Pelayanan Publik (MPP) Kabupaten Gianyar, Selasa (21/1) siang.  Kehadiran orang nomor satu di Bali beserta rombongan guna melihat proses perizinan berusaha yang diterapkan di MPP sebagai bagian dari upaya meningkatkan iklim investasi di Indonesia.

Rombongan disambut oleh Penjabat (Pj) Bupati Gianyar I Dewa Tagel Wirasa bersama Sekretaris Daerah Kabupaten Gianyar I Dewa Gede Alit Mudiarta, Kepala Dinas PMPTSP I Wayan Artawan, Kepala Dinas PUPR I Dewa Gede Putra Hartawan, Kepala Dinas Kesehatan Ni Nyoman Ariyuni beserta jajaran Pemkab Gianyar.

Mahendra Jaya mengapresiasi layanan perizinan di MPP Gianyar, terutama adanya kidz station dan layanan pengaduan masyarakat. Ia juga melihat langsung proses pengurusan izin dalam mendukung peningkatan layanan publik, khususnya terkait perizinan berusaha. Melalui kunjungan tersebut, pihaknya ingin memastikan sejumlah hal, baik itu terkait kendala proses perizinan berusaha maupun inovasi yang telah dilakukan demi tercapainya efisiensi dan transparansi dalam proses perizinan yang dilakukan selama ini.

Di sisi lain, kunjungan ini sekaligus memastikan kesiapan Pemerintah Kabupaten Gianyar dalam menyambut kedatangan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman yang rencananya akan datang pada Jumat 24 Januari 2024 mendatang.

“Gianyar akan kita jadikan model (pengelolaan perizinan),” kata Mahendra Jaya.

Mahendra Jaya menekankan, terkait dengan pengurusan permohonan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) melalui SIMBG (Sistem Informasi Manajemen Bangunan)  guna mendukung percepatan pembangunan tiga juta rumah per tahun, yang difokuskan untuk kategori masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di bawah delapan juta perbulan.

“Kita ingin Bali ini rumahnya itu sederhana namun layak huni, mulai ukuran rumah type 22 hingga 100 sehingga lebih banyak prototype sehingga lebih banyak pilihan masyarakat,” tuturnya.