StockReview.id – PT Bank Jago Tbk (ARTO) berhasil mencatat kinerja keuangan positif sepanjang 2023. Bank Jago konsisten bertumbuh secara berkualitas, baik dari jumlah nasabah, dana pihak ketiga (DPK), maupun penyaluran kredit. Demikian siaran pers ARTO, Jumat (22/4/2024).
Pada akhir 2023 jumlah nasabah Bank Jago mencapai 10,2 juta nasabah, termasuk 8,1 juta nasabah funding pengguna Aplikasi Jago. Jumlah pengguna Aplikasi Jago bertambah 3 juta nasabah, dibandingkan dengan posisi akhir 2022 yang sebanyak 5,1 juta nasabah.
Pertumbuhan nasabah Bank Jago tidak terlepas dari konsistensi inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital. Salah satu inisiatif strategis yang dilakukan Bank Jago adalah meluncurkan GoPay Tabungan by Jago pada Oktober 2023 lalu.
Melalui kolaborasi dengan GoPay, Bagian dari GoTo Financial, GoPay Tabungan by Jago merupakan produk rekening tabungan untuk transaksi sehari-hari yang bisa diakses melalui Aplikasi GoPay dan Gojek.
“Sejak awal Bank Jago konsisten mengedepankan inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital sebagai unique value proposition kami. Kolaborasi dengan mitra strategis kami, termasuk ekosistem GoTo, menjadi pintu masuk nasabah untuk mengakses produk dan layanan perbankan Jago,” kata Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung.
Peningkatan pengguna Aplikasi Jago berdampak positif terhadap jumlah dana pihak ketiga (DPK). Pada akhir 2023 lalu jumlah DPK mencapai Rp12,1 triliun atau tumbuh 46% dibandingkan dengan perolehan pada akhir 2022 yang sebesar Rp8,3 triliun.
Lebih dari 65% DPK berasal dari current account and savings account (CASA) atau yang mencapai Rp7,9 triliun sedangkan 34,7% atau Rp4,2 triliun merupakan simpanan nasabah dalam bentuk deposito.
Pada penyaluran kredit, Bank Jago juga mencatatkan pertumbuhan. Jumlah pinjaman pada akhir 2023 mencapai Rp13 triliun atau meningkat 38% dari akhir 2022 yang sebesar Rp9,4 triliun.
Dengan mengutamakan kolaborasi dengan berbagai mitra, seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya, penyaluran kredit Bank Jago tetap dilakukan secara berkualitas. Ini terlihat dari rendahnya rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang sebesar 0,8% pada tahun lalu.
Pertumbuhan kredit berdampak positif terhadap pendapatan bunga bersih yang mencapai Rp1,6 triliun sepanjang 2023 lalu. Sementara laba bersih setelah pajak (net profit after tax) Bank Jago mencapai Rp72 miliar atau naik 355% dari 2022 yang sebesar Rp16 miliar.
“Sepanjang 2023 kami mampu menjaga pertumbuhan bisnis tetap positif dan sehat dengan memperhatikan potensi risiko yang ada. Ini tentu akan menjadi momentum yang baik untuk kami bertumbuh secara berkelanjutan di 2024,” tutur Arief.
Hingga akhir 2023, Bank Jago berhasil membukukan aset Rp21,3 triliun atau tumbuh 26% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp17 triliun. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 62%, menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.
Bank Jago juga berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan untuk memajukan kualitas sumber daya manusia Indonesia, khususnya di industri keuangan digital, dengan meluncurkan program Jago Digital Academy pada 2023 lalu.
“Dalam membangun bank berbasis teknologi, Bank Jago tak hanya fokus membangun infrastruktur teknologi. Kami juga mengembangkan sumber daya manusia yang mumpuni agar industri keuangan digital dapat terus berinovasi,” kata Arief.
Jago Digital Academy menjadi sebuah wadah untuk membantu para digital talent mengembangkan pengetahuan dan kemampuan mereka sesuai kebutuhan dunia usaha keuangan digital.