HeadlineMarket

IHSG Tembus 7.905 pada Kamis (19/9) Proyeksi Penguatan Terbatas untuk Esok Hari

×

IHSG Tembus 7.905 pada Kamis (19/9) Proyeksi Penguatan Terbatas untuk Esok Hari

Sebarkan artikel ini

StockReview.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor tertinggi dengan ditutup menguat 0,97% atau 76,25 poin, berada di level 7.905,39 pada penutupan perdagangan Kamis (19/9). Kenaikan IHSG ini didorong oleh sejumlah faktor positif baik dari dalam negeri maupun global.

Direktur PT Kanaka Hita Solvera, Daniel Agustinus, memproyeksikan IHSG masih akan bergerak menguat pada perdagangan esok hari, namun dengan ruang penguatan yang terbatas. “IHSG diperkirakan berada dalam rentang support di 7.840 dan resistance di 7.930 pada Jumat (20/9),” ungkap Daniel. Salah satu sentimen utama yang akan memengaruhi pergerakan IHSG adalah rebalancing indeks FTSE, di mana beberapa emiten akan masuk dan keluar dari daftar tersebut.

Senada dengan Daniel, analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, juga memperkirakan IHSG akan tetap bergerak positif. Ia memproyeksikan indeks akan bergerak di kisaran support 7.802 dan resistance 7.922 pada akhir pekan ini. Herditya menilai penguatan nilai tukar rupiah serta sentimen positif dari bursa global menjadi faktor yang akan terus menopang pergerakan IHSG.

Selain itu, kedua analis memberikan rekomendasi saham untuk dicermati investor. Daniel menyarankan untuk melakukan aksi buy on weakness pada saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dengan target harga di kisaran Rp 180 hingga Rp 190 per saham.

Sementara itu, Herditya merekomendasikan beberapa saham potensial lainnya seperti PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI) dengan target harga Rp 11.000–Rp 11.400 per saham, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dengan target harga Rp 880–Rp 955 per saham, serta PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) yang diperkirakan akan bergerak di rentang Rp 785–Rp 885 per saham.

Secara keseluruhan, IHSG diperkirakan akan melanjutkan tren positifnya dengan tetap memperhatikan berbagai sentimen pasar, termasuk rebalancing FTSE dan faktor eksternal seperti pergerakan bursa global dan nilai tukar rupiah. (rht)