Gaya HidupHeadline

Bidik Pasar Asing, Anggota IFC Buka Butik Bersama di Ubud

×

Bidik Pasar Asing, Anggota IFC Buka Butik Bersama di Ubud

Sebarkan artikel ini
Pembina Indonesian Fashion Chamber (IFC) Nasional, Ali Charisma.

BALI (SinarHarapan.id) – Kawasan Ubud, Gianyar menjadi salah satu daerah yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara. Kondisi ini dinilai sangat ideal bagi sejumlah desainer anggota Indonesian Fashion Chamber (IFC) untuk menawarkan koleksi mereka kepada wisatawan yang datang ke daerah seni ini.

Pembina Indonesian Fashion Chamber (IFC) Nasional, Ali Charisma secara khusus mengajak sekitar 30 desainer dari seluruh Indonesia untuk melakukan penetrasi pasar di Bali dengan membuka butik bersama di Ubud.

“Ini adalah butik bersama pertama kami di Bali. Alasan memili Bali, karena Bali kan merupakan pintu gerbang dari pasar internasional. Dan alasan membuka butik bersama di sini karena daerah Jalan Andong Ubud ini juga banyak dilalui turis asing,” ungkap Ali Charisma saat Grand Opening D2-i Concept Store by IFC di Ubud, Sabtu (19/4).

Ia mengaku store ini merupakan butik pertama yang dikembangkan oleh desainer yang bergabung sebagai anggota IFC. Ia mengaku akan melihat pasar dan ada kemungkinan membuka butik di daerah lainnya di Bali.

Ketua Nasional IFC Lenny Agustin.

Selain butik bersama dengan konsep store, Ketua Nasional IFC Lenny Agustin mengatakan, pihaknya juga tengah menyiapkan konsep moda Bhinneka, di mana dalam satu store seluruh desainer menyamakan konsep menjadi satu kesatuan.

“Misalnya, kita mengeluarkan busana dengan konsep warna putih, semua desainer harus mengeluarkan konsep yang sama. Itu kalau moda Bhinneka,” ujar Lenny.

Tapi di D2-i ini, tambahnya, semua desainer bebas mengeluarkan produknya sesuai signaturenya masing-masing. Sebagai daerah wisata, Bali dinilainya cukup penting karena para desainer diuji menyiapkan koleksi yang bisa disukai oleh berbagai bangsa di dunia.

“Di sini kita bisa belajar menyediakan produk yang international taste,” imbuh Lenny.

Ia juga berharap para desainer bisa menguasai mode di Bali khususnya dan Indonesia umumnya.

“Kami juga meminta para desainer bisa menguasai mode di daerahnya masing-masing,” tandas Lenny.

Desainer sekaligus pemilik brand Raegitazoro, Raegita Oktora.

Salah satu desainer asal Jakarta sekaligus pemilik brand Raegitazoro, Raegita Oktora mengaku keikutsertaannya dalam store bersama ini karena ingin mencoba sesuatu yang baru. Ia menilai desain di Jakarta berbeda dengan di Bali.

“Saya ingin mempelajari customer di Bali sukanya yang bagaimana, ternyata yang berbahan natural,” ujar Raegita.

Kehadirannya di store ini juga ingin melihat busana seperti apa yang disukai di Bali. Tidak menutup kemungkinan nanti ia mengeluarkan desain baru yang mewakili masyarakat Bali.

“Di sini koleksi yang saya tawarkan dengan range harga Rp350 ribu sampai Rp1,5 juta. Pastinya di bawah Rp 2 juta lah,” ujarnya.