BALI (SinarHarapan.id) – Toya Ubud merupakan destinasi wisata alam yang menggabungkan keindahan alam, budaya dan pengalaman healing. Dikelilingi oleh sungai, pepohonan dan sawah yang berpadu harmonis dengan nuansa spiritual serta budaya lokal, Toya Ubud menghadirkan pengalaman mendalam bagi wisatawan yang ingin mencari ketenangan dan inspirasi.
Destinasi ini terletak bersebelahan dengan Pura Griya Sakti Manuaba, pura suci yang telah berdiri sejak abad ke-17 dan menjadi tempat pemujaan bagi umat Hindu Bali. Pura ini merupakan pusat religius bagi Trah Manuaba, anak-cucu keturunan Brahmana Manuaba yang memiliki peran penting dalam membentuk sejarah dan legenda di Desa Kenderan.
Pemilik Toya Ubud, I Ketut Mardjana berharap kehadiran destinasi eco tourism di Desa Kenderan, Tegalalang, Gianyar, dapat memberi dampak bagi perekonomian masyarakat sekitar. “Dalam mengelola destinasi wisata ini, kami tak hanya berorientasi pada profit, tapi ingin memberi dampak pada kesejahteraan masyarakat sekitar, khususnya pelaku UMKM,” ujar I Ketut Mardjana, Senin (17/2)..
Kehidupan masyarakat di sekitar pura sangat kental dengan seni dan tradisi, seperti seni pahat, seni tari, serta berbagai upacara ritual yang diwariskan dari generasi ke generasi. Saat merancang tempat ini, pihaknya mengajak dan melibatkan para pelaku UMKM seperti pemahat patung di daerah sekitar dalam membuat sejumlah patung ikonik, seperti Dewa Indra mengendarai gajah, Dedari Kenderan, Ganesha dan lainnya.
Konon, di masa kerajaan, Brahmana Manuaba diutus raja untuk mengaliri air ke Desa Kenderan yang kering. Berbekal kesaktiannya, beliau sanggup mengaliri desa dengan air yang kemudian disucikan. Sampai hari ini masyarakat masih mengusung ritual air suci ke Pura Griya Sakti Manuaba.
“Kehadiran Pura Griya Sakti Manuaba ini menjadikan Toya Ubud sebagai tempat yang tidak hanya kaya akan keindahan alam, tetapi juga terhubung dengan nilai budaya yang dalam,” tambah Mardjana.
Dengan lanskap yang dihiasi air terjun, sungai, serta persawahan hijau yang membentang luas, destinasi wisata alam ini secara alami menghadirkan suasana healing bagi para wisatawan. Nuansa spiritual dan budaya yang kental semakin memperkuat pengalaman ini, menjadikan destinasi ini sebagai tempat yang ideal untuk meresapi ketenangan, dan menemukan inspirasi.
Di sini tersedia akomodasi yang nyaman dan berkelas. “Wisatawan dapat memilih untuk bermalam di tenda-tenda camping modern yang mampu menampung 2 hingga 3 ruang tidur dalam 1 tenda besar. Selain itu, tersedia juga The Keong, unit glamping dengan desain arsitektur unik menyerupai keong dan interior cozy yang dilengkapi jaringan TV berbasis internet,” papar Mardjana.
Pengalaman menginap wisatawan, menurut Corporate Sales & Marketing Manager Toya Group, Agung Eka, akan memberi sensasi menyatu dengan alam sekaligus memberi momen untuk meresapi ketenangan dalam diri. “Tampilan interior The Keong yang didesain unik, modern dan comfortable,” kata Agung Eka.
Selain tempat menginap, Toya Ubud juga menghadirkan Hong Restaurant, yang menyajikan hidangan khas authentic Chinese cuisine dengan pemandangan lembah Desa Kenderan dan gemericik Sungai Petanu. “Sementara itu, Tosca Resto menyajikan hidangan Western dan Indonesia dengan konsep no pork, serta aneka kopi, roti, dan pastry. Dengan ruang yang luas, nyaman, dan menyenangkan, Tosca sangat cocok untuk mengadakan cocktail party,” tambah Agung Eka.
Selain itu, setiap meja dilengkapi colokan listrik dan akses internet gratis dengan koneksi yang kuat, menjadikan Tosca pilihan ideal sebagai coworking space yang nyaman. Selain menjadi destinasi wisata, Toya Ubud juga menyediakan fasilitas untuk berbagai acara, seperti meeting, gathering, dan acara khusus lainnya.
Dengan lingkungan yang tenang dan fasilitas yang mendukung, situs wisata alam dan budaya ini menjadi pilihan ideal bagi mereka yang mencari lokasi untuk mengadakan acara spesial dengan suasana alami yang memikat.
Sebagai tempat yang mengedepankan harmoni antara alam dan budaya, destinasi terbaru di Bali ini juga menghadirkan Taman Inspirasi, sebuah area khusus dengan patung-patung yang membawa cerita legendarisnya masing-masing.
Taman ini menjadi ruang kontemplatif yang memberikan wawasan mengenai sejarah dan kearifan lokal Desa Kenderan. Sejak mulai dikunjungi pada Januari 2025, Toya Ubud telah menarik perhatian berbagai kalangan, termasuk selebriti Anang dan Ashanty, yang mengagumi konsep unik tempat ini. “Saya tidak menyangka bagaimana bisa ada tempat seunik ini di desa seasri ini,” kata Anang.
Sebagai destinasi eco tourism untuk wisatawan kalangan menengah-atas, Komisaris Utama Toya Ubud, Putu Astiti Saraswati menegaskan, Toya Ubud lebih dari sekadar destinasi wisata.
“Kami ingin pengunjung memperoleh inspirasi setelah berkunjung ke sini. Dengan alam yang terjaga selaras dengan tradisi dan setiap detail menyampaikan kisah yang bermakna, yang dapat membangkitkan rasa ingin tahu, menumbuhkan kreativitas serta memberikan setiap tamu keterhubungan dan inspirasi yang mendalam,” paparnya.