StockReview.id – Akibat tekanan ekonomi global kinerja PT Suparma Tbk (SPMA) tahun 2023 mengalami penurunan sebesar 15 persen dengan nilai Rp 2,65 triliun. Hal ini akibat harga komoditas mengalami penurunan sehingga harga jual rata-rata kertas juga menurun.
Hendro Luhur, Direktur PT Suparma Tbk menjelaskan, tahun lalu Perseroan menghadapi tantangan ekonomi global, di antaranya adalah turunnya harga komoditas. Imbasnya, harga jual rata-rata produk Duplex Suparma juga menurun 30 persen.
“Padahal, produk ini berkontribusi sekitar 39 persen dari total penjualan kertas Suparma, Kendati begitu , dalam RUPS kami masih membagikan deviden sebesar Rp 37,84 miliar atau setara 21 persen dari total laba perseroan tahun 2023,” kata Hendro Luhur, usai RUPS Jumat (14/6).
Dikatakan, secara umum tahun 2023 harga jual rata-rata produk kertas Suparma mengalami penurunan sebesar 18,1 pesen dibandingkan harga jual rata-ratanya di tahun 2022. Sehingga penjualan emiten bekode SPMA ini juga menurun 15,3 persen di 2023 dengan nilai Rp 2,658 triliun.
Sedangkan kuantitas penjualanproduk kertas Perseroan tahun 2023 masih bertumbuh sebesar 3,9 persen atau sebanyak 220,4 ribu MT. Sedangkan laba kotor turun sebesar 34,5 persen dari semula Rp 718,8 miliar di tahun 2022 menjadi Rp 470,6 miliar di tahun 2023. Akibatnya, marjin laba kotor tahun 2023 mengalami penurunan menjadi 17,7 persen dari semula 22,9 persen di tahun 2022.
“Disisi lain beban pokok operasional mengalami kenaikan yang menyebabkan laba tahun berjalan dan laba komprehensif tahun berjalan mengalami penurunan masing-masing 46,8 persen dan 47,7 persen menjadi sebesar Rp 178,7 miliar dan Rp 173,1 miliar,” tambahnya.
Kendati begitu, tahun 2024 pihaknya masih optimis penjualan produk kertas Perseroan akan mengalai pertumbuhan sekiitar 17 persen. Sementara total penjualan penjualan tahun 2024 dperkirakan mencapai Rp 3,1 triliun dengan laba bersih sekitar Rp 279 miliar.
Sejak Januari – Mei 2024, pihaknya berhasil membukukan penjualan Rp 1,05 triliun atau setara dengan 33,9 persen dari target penjualan tahun ini. Kuantitas penjualan sebesar 86.974 MT atau setara dengan 33,8 persen dari target kuantitas penjualan sebesar 257.517 MT.
“Untuk hasil produksi kertas Suparma pada periode lima bulan tahun 2024 sebesar 88.331 MT atau setara dengan 33,7 pesen dari target produksi kertas tahun ini sebesar 261.804 MT,” ujarnya.
Pihaknya juga belanja modal sebesar USD 10 juta. Dana tesebut digunakan untuk pembelian Steam Boiler baru yang lebih ramah lingkungan dibandingan Steam Boiler yang sudah ada. Steam Boiler baru ini akan meningkatkan kapasitas keluaran steam untuk proses pengeringan kertas sebesar 16 persen dari semula 155 Ton/hari menjadi 180 Ton/hari.
Steam boiler ini juga lebih ramah lingkungan karena penggunaan bahan baku batu bara sebesar 25 persen atau sekitar 60 pesen lebih rendah dibandingkan sebelumnya. Sisanya sisanya memanfaatkan limbah plastik dan limbah kayu untuk diubah menjadi energi panas.
“Hingga Mei 2024 realisasi anggaran tersebut telah mencapai USD 7,1 juta. Kami harapkan Steam Boiler baru tersebut akan beroperasi di Triwulan IV tahun 2024. Awal tahun ini kami juga merilis produk baru,” pungkas Hendro. (