SinarHarapan.id-Pemerintah Republik Indonesia ingin segera menerapkan Readiness Assessment Methodology (RAM) terkait Panduan Etika Artificial Intelligence (AI) yang sedang disusun United Nation Educational, Scientific and Cultural Organizations (UNESCO) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menghindari penyalahgunaan teknologi AI.
Keinginan itu disampaikan Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria, saat melakukan pertemuan Asisten Direktur Jenderal untuk Sosial dan Kemanusiaan UNESCO, Gabriela Ramos.
“Kita membahas banyak isu antara lain bagaimana menerapkan RAM di Indonesia. Gabriela Ramos memberikan beberapa petunjuk RAM bisa kita lakukan dengan satu komitmen politik dari pemerintah bahwa pelaksanaan RAM ini bisa berlangsung dengan melibatkan banyak stakeholders,” tutur Wamenkominfo, dalam keterangannya terkait pertemuan bilateral antara Indoensia dan UNESCO di Brdo Congress Centre, Kranj, Slovenia, seperti dikutip pada Kamis (8/2/2024).
Wamen Nezar mengatakan, pemerintah segera melakukan evaluasi guna melihat kesiapan sektor terkait agar Indonesia dapat melaksanakan RAM Etika AI yang direncanakan oleh UNESCO.
Keingian penerapan metode etika AI ini diapresiasi UNESCO karena melihat potensi pengembangan teknologi ini di Indonesia dan kawasan ASEAN.
“Karena UNESCO juga memberikan apresiasi buat Indonesia setelah melihat Indonesia sebagai sebuah negara yang sangat potensial dalam pengembangan AI dan potensial memimpin perkembangan di kawasan,” tuturnya.
Menurut Wamenkominfo, metodologi ini memiliki peran penting untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan teknologi AI.
Oleh karena itu Indonesia memberikan komitmen untuk bekerja sama dengan UNESCO dalam melaksanakan RAM Etika AI.
“Nantinya follow up akan dilangsungkan antara Kementerian Kominfo dengan kantor UNESCO di Jakarta,” jelasnya.
Untuk dapat melaksanakan RAM Etika AI di Indonesia, Wamenkominfo akan mempelajari pengalaman dari sekitar 50 negara yang telah melakukan hal selama tiga bulan.
“Kita harapkan sebelum Oktober 2024 kita sudah bisa menyelesaikan RAM. Karena RAM ini mencakup beberapa sektor seperti ekonomi, hukum, teknologi, pendidikan, sosial termasuk juga budaya. Nanti semuanya akan menjadi dokumen buat UNESCO yang bisa diterapkan dalam pengembangan AI di berbagai sektor,” tandas Nezar Patria.(isn/infopublik)